Ijab Kabul

21 Maret 2015

    Sore tadi, saya harus mengurungkan niat untuk sekedar melepas penat seharian. Yak, tidur siang. Karena tidur sore agak terasa aneh di dengar. Tidak mungkin saya bisa tidur siang sore itu, karena saya harus menghadiri ijab kabul tetangga saya sekaligus teman saya itu. Kata ibu saya, bisa atau tidak bisa kita harus menghadiri acara seperti itu. Karena suatu saat nanti, kita juga akan membutuhkan bantuan para tetangga. Bisa menjadi masalah besar jika saya memilih untuk tidur siang saat itu. Berangkat pukul 15.30 menuju Gedung Mawar dengan menumpang mobil. Sesampai disana, kami berbaris membelakangi pengantin pria. Memilih tempat duduk dengan sesuka hati karena semua tempat duduk masih kosong. Betul, karena ini adalah acara ijab kabul, bukan acara resepsi. Kulihat wajah temanku yang panik dan seperti belum siap itu. Tapi raut mukanya berubah menjadi cerah ketika melihat pengantin wanita datang. Byutipul ! Tak lama mereka berdua duduk bersampingan. Raut wajah temanku berubah lagi ketika tangannya berjabatan dengan penghulu. "Saya terima nikahnya Putri bin Darmanto dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan blablabla" Dia sempat mengulangi kalimat itu dua kali karena memang dia grogi. Saya bisa tahu perasaan apa yang sedang dirasakan teman saya saat itu. Sejenak saya menghayal, bagaimana jika yang berada di depan penghulu saat itu adalah saya? Mencoba menghayal lebih jauh lagi, siapakah jodoh saya nanti? Sedang apa dia sekarang? Mungkinkan dia sekarang sedang bersama pacarnya dan mengatakan "Aku akan selalu bersama denganmu selamanya sayang." Tiba-tiba mulutku tersenyum sendiri. Lamunanku disadarkan oleh temanku yang mengajak foto bersama pengantin. Biarkan waktu yang menjawab nanti. Batinku.